BANYUWANGI,
KOMPAS.com - Temuan Yayasan Paramitra Malang menunjukkan banyak Pekerja Seksual
Komersial (PSK)) yang menyerbu Kota Malang. PSK tersebut bekas dari beberapa
kawasan lokalisasi yang sebelumnya telah ditutup seperti Surabaya, Tulungagung
dan Banyuwangi.
Menurut
Marsikan, fasilitator advokasi Yayasan Paramitra Malang, dikhawatirkan para PSK
akan terus berpindah dan berputar-putar dari lokalisasi satu ke lokalisasi lain
di Jawa Timur.
Selain itu
migrasi PSK menyulitkan pendamping atau konselor mengontrol penyebaran
HIV/AIDS. Penyakit yang belum ditemukan obatnya ini akan menyebar tak
terkendali dan mengancam kelompok berisiko yakni pengguna jasa PSK.
“Meski
sejumlah lokalisasi mewajibkan pelanggan menggunakan kondom, tapi mereka sulit
mengontrol secara langsung,” kata Marsikan.
Sementara itu,
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat dikonfirmasi secara terpisah oleh
Kompas.com mengaku akan mengevaluasi hasil temuan itu.
"Sah-sah
saja hasil temuan itu. Ini kan masa transisi, saya kira biasa saja. Kan seperti
efek ban kempes, di pompa di sini maka akan melembung di bagian lain. Tapi
sekarang saatnya kempes bareng-bareng. Selain itu belum tentu kan mereka asli
sini, mungkin saja ngaku-ngaku asal Banyuwangi," jelasnya.
Bupati Anas
mengaku menerima surat agar lokalisasi jangan ditutup tahun ini. Mereka meminta
agar pennutupan dilakukan tahun depan. Alasannya, karena masih ada anak yang
bersekolah, atau juga kredit sepeda motor yang belum lunas.
"Tapi
enggak mungkin nunggu seperti ini terus, ada alternatif-aternatif jalan keluar
lainnya. Intinya, kami tetap akan berkomitmen untuk menutup semua lokalisasi
yang ada di Banyuwangi, termasuk lokalisasi terbesar di Banyuwangi yaitu Padang
Bulan di tahun 2014 ini. Anggaran yang sudah disiapkan untuk menutup Padang
bulan ada 1,3 miliar," tegas Anas.
Bupati Anas
menambahkan, penutupan lokalisasi di Banyuwangi telah melakukan dialog yang
panjang, mencapai tiga tahun. Pemda pun mengklaim telah menutup 10 dari 12
lokalisasi di Banyuwangi, setelah sebelumnya pemerintah pusat mengelontorkan
modal usaha hampir Rp 2 miliar kepada 250 perempuan yang bersedia meninggalkan
profesinya sebagai PSK.
Begitu tragis tragedy
yang terjadi di Negara kita ini
Tanggapan saya
: lebih baik di tutup saja agar tidak membuat resah keadaan sekitar dan
mengurangi penyebaran penyakit hiv yang cepat merabah kesegala penjuru daerah Karen
mudahnya orang pergaulan, dan menurut saya yang melakukan itu dikenakan denda
yang lumayan berat.
Jalan keluarnya
: kita harus memberikan pekerjaan yang lebih layak dan memberikan peluang
walaupun pekerjaanya tidak begitu besar gajinya, memberi saran bahwa itu semua
tidak baik dan banyak resiko yang teramat tidak baik.
0 komentar:
Posting Komentar