1.
Pertumbuhan
Penduduk
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai
perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per
waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua
spesies, tapi selalu mengarah pada manusia.
Faktor
yang Mempengaruhi pertumbuhan penduduk secara umum ada 3 faktor utama, yaitu :
1. Kelahiran (Natalitas)
2. Kematian (Mortalitas)
3. Perpindahan (Migrasi)
Nilai Pertumbuhan penduduk
Dalam demografi dan ekologi,
nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu
dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada
periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam
populasi ketika dimulainya periode.
Piramida
Penduduk
Piramida
penduduk adalah dua buah diagram batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah
penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan
dalam kelompok interval usia penduduk lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya
digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat
menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah
penduduk total.
Dengan
mengamati bentuk piramida penduduk (serta bentuk piramida penduduk dari waktu
ke waktu), banyak informasi yang didapat mengenai struktur kependudukan sebuah
wilayah.
1.1.
Bentuk-bentuk
Piramida Penduduk
Bentuk piramida penduduk dibadakan
menjadi tiga macam yaitu :
1.
Bentuk
Limas (Expansive) atau disebut piramida penduduk muda, menunjukkan jumlah
penduduk usia muda lebih banyak dari pada usia dewasa maupun tua, sehingga
pertumbuhan penduduk sangat tinggi, contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir,
Nigeria, Brazil
2.
Bentuk
Granat (Stationer) atau disebut piramida penduduk stasioner, menunjukkan jumlah
usia muda hampir sama dengan usia dewasa, sehingga pertumbuhan penduduk kecil
sekali, contohnya: Amerika Serikat, Belanda, Norwegia, Finlandia.
3.
Bentuk
Batu Nisan (Constructive) atau piramida penduduk tua, menunjukkan jumlah
penduduk usia tua lebih besar dari pada usia muda, jumlah penduduk mengalami
penurunan, contohnya: negara-negara yang baru dilanda perang.
2.
Perkembangan
Sosial
Setiap
kehidupan di dunia ini tergantung pada kemampuan beradaptasi terhadap
lingkungannya dalam arti luas. Akan
tetapi berbeda dengan kehidupan lainnya, manusia membina hubungan dengan
lingkungannya secara aktif. Manusia tidak sekedar mengandalkan hidup mereka
pada kemurahan lingkungan hidupnya seperti ketika Adam dan Hawa hidup diTaman
Firdaus. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengelola lingkungan dan
mengolah sumberdaya secara aktif sesuai dengan seleranya. Karena itulah manusia
mengembangkan kebiasaan yang melembaga dalam struktur sosial dan kebudayaan
mereka.Karena kemampuannya beradaptasi secara aktif itu pula, manusia berhasil
menempatkan diri sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi dan
paling luas persebarannya memenuhi dunia.
Di lain pihak, kemampuan manusia
membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif itutelah membuka peluang
bagi pengembangan berbagai bentuk organisasi dan kebudayaan menuju peradaban.
Dinamika sosial itu telah mewujudkan aneka ragam masyarakat dankebudayaan
dunia, baik sebagai perwujudan adaptasi kelompok sosial terhadap lingkungan
setempat maupun karena kecepatan perkembangannya.
2.1.
Dampak
Ledakan Penduduk terhadap Aspek Sosial
Pertumbuhan
penduduk yang signifikan akan berdampak pada perubahan sosial kehidupan
masyarakat Indonesia. Ledakan penduduk adalah masalah yang harus segera
ditangani dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait karena apabila
permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan dampak-dampak yang sangat
kompleks dan saling terkait satu dengan lainnya. Secara umum dampak ledakan
penduduk dari berbagai aspek meliputi:
1. Jumlah pengangguran semakin meningkat.
2. Kekurangan pangan yang menyebabkan
kelaparan dan gizi rendah.
3. Kebutuhan pendidik, kesehatan dan
perumahan sukar diperoleh.
4. Terjadinya polusi dan kerusakan
lingkungan.
5. Tingkat kemiskinan semakin meningkat.
Dampak sosial yang terjadi akibat
masalah ledakan penduduk adalah kemiskinan, karena banyaknya penduduk, lapangan
pekerjaan terbatas, akibatnya banyaklah yang menganggur. Kemiskinan berkaitan
erat dengan kemampuan mengakses pelayanan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan
gizi dan kalori. Dengan demikian penyakit masyarakat umumnya berkaitan dengan penyakit
menular seperti diare, penyakit lever, dan TBC. Selain itu masyarakat menderita
penyakit kekurangan gizi termasuk busung lapar terutama pada bayi. Kematian
bayi adalah konsekuensi dari penyakit yang ditimbulkan karena kemiskinan.
Dampak dari pertumbuhan penduduk
yang semakin luar biasa akan menimbulkan banyak sekali konflik dalam ranah
kehidupan sosial, seperti kendala yang dihadapi oleh badan kesejahteraan
keluarga berencana (BKKBN) yang harus memberikan pelayanan bukan hanya
pelayanan kontrasepsi melainkan juga konsultasi menyangkut seluruh masalah
dasar ibu, anak, gizi, dan terutama tentang pentingnya program KB dan dampak
ledakan penduduk. Bukan hanya itu saja pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap
perkembangan sosial juga menyebabkan terjadinya migrasi penduduk. Migrasi
adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati
batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Pertumbuhan penduduk yang
signifikan akan berdampak pada perubahan sosial kehidupan masyarakat Indonesia.
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap
dan pola-pola perilaku dalam masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai
pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial di masyarakat.
Berikut adalah penjelasan mengenai pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap
perkembangan sosial di masyarakat.
2.1.1.
Meningkatnya
permintaan terhadap kebutuhan sandang, pangan,dan papan
Setiap
manusia pasti memiliki kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, yakni sandang,
pangan, dan papan. Ketiga kebutuhan ini tak terelakkan lagi harus terpenuhi
untuk kelanjutan hidup manusia. Kebutuhan akan sandang dapat dipenuhi oleh
industry tekstil,kebutuhan akan pangan dapat dipenuhi oleh industri pertnian
(salah satunya), dan kebutuhan papan dapat dipenuhi oleh industry bahan
bangunan (salah satunya). Jika terjadi ledakan jumlah penduduk, maka semakin
banyak pula manusia yang membutuhkan asupan sandang, pangan, dan papan.
Dalam buku berjudul The
Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlich
meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan
ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan argumen yang sama seperti yang
dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the Principle of Population
(1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan
akan melampaui suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan . Sebagai
contoh untuk kebutuhan pangan, pemerintah memiliki BULOG (Badan Urusan
Logistik) untuk pemerintah pusatdan DOLOG (Depot Logistik) untuk pemerintah
daerah yang berfungsi salah satunya untuk menjamin ketersediaan kebutuhan
pangan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan lain-lain. Semakin
bertambahnya penduduk, maka akan semakin banyak pula kebutuhan pangan pokok
yang harus disediakan oleh DOLOG. Jika kebutuhan sembako yang disediakan oleh
DOLOG ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk di daerah itu tentu
sembako akan menjadi barang rebutan dan akan menjadi barang yang langka yang
mengakibatkan harganya akan semakin melonjak dan masyarakat yang berada di
kelas ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli kebutuhan pangan tersebut,
dan tentu akan berdampak pada kemiskinan yang kian parah.
2.1.2.
Berkurangnya
lahan tempat tinggal
Untuk
memenuhi kebutuhan papan yakni rumah tentu kita memerlukan lahan untuk
membangun. Semakin bertambah banyak penduduk, tentu kebutuhan akan rumah
semakin banyak dan otomatis lahan yang dibutuhkan semakin banyak. Sementara
lahan yang tersedia luasnya tetap. Yang akan terjadi adalah padatnya pemukiman
dan sedikit sekali lahan-lahan kosong yang tersisa karena semakin sedikitnya
lahan yang kosong, akan membuat harga tanah semakin melonjak, dan tentu saja
masyarakat ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli tanah untuk membangun
rumah, sehingga mereka mencari “lahan” lain untuk tinggal, seperti kolong
jembatan, taman kota, stasiun, emperan toko, dan lain-lain.
Tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan papan, untuk memenuhi kebutuhan pangan pun kita memerlukan lahan.
Misalnya beras, untuk menghasilkan beras tentu diperlukan sawah untukmenanam
padi.Semakin bertambahnya penduduk semakin bertambah pula kebutuhan akan beras
. Dan semakin bertambahnya kebutuhan beras akan semakin bertambah pula
kebutuhan akan lahan untuk menanam padi. Apa yang terjadi jika lahan ‘lumbung
padi’ nasional semakin lama semakin berkurang ? Jika kita dilihat dua fenomena
di atas, ledakan penduduk akan
mengakibatkan terjadinya perebutan lahan untuk perumahan dan pertanian. Dan
sebagian besar fenomena yang terjadi dewasa ini adalah pengikisan lahan yang
lebih diutamakan untuk perumahan. Kemudian ledakan penduduk juga akan berakibat
semakin berkurangnya rasio antara luas lahan dan jumlah penduduk atau yang biasa kita sebut dengan kepadatan penduduk.
2.1.3.
Meningkatnya
investor yang datang
Dengan
banyaknya jumlah penduduk akan berakibat menjamurnya pusat perbelanjaan.
Seorang pengusaha tentu akan membangun usahanya ditempat yang strategis, tempat
yang ramai, dan tempat yang menurutnya banyak terdapat konsumen. Kawasan padat
penduduklah yang akan menjadi incaran para investor atau pengusaha. Untuk
daerah perkotaan, para pengusaha akan cenderung untuk membangun pusat
perbelanjaan modern atau yang biasa kita sebut Mall. Mungkin menurut sebagian
besar orang, suatu daerah yang memiliki banyak Mall mencirikan bahwa daerah
tersebut adalah daerah metropolitan yang masyarakatnya cenderung berada di
kelas ekonomi menengah ke atas dan akan mendongkrak gengsi masyarakat. Padahal
fakta yang ada di balik fenomena menjamurnya pusat perbelanjaan modern adalah
meningkatnya sifat konsumtif. Jika jumlah pusat perbelanjaan di suatu daerah
semakin banyak, lama kelamaan akan menimbulkan sifat konsumtif masyarakat di
daerah tersebut.
Sifat konsumtif dapat berujung ke
sifat malas, tidak kreatif,dan akhirnya akan menuju ke arah kemiskinan. Hal ini
disebabkan karena masyarakat merasa semuanya sudah tersedia di pusat
perbelanjaan tersebut. Sehingga mereka malas untuk memproduksi sesuatu. Dan
akibatnya masyarakat akan terus bergantung pada keberadaan pusat perbelanjaan
tersebut dan menjadi masyarakat yang tidak produktif.
2.1.4.
Meningkatnya
angka pengangguran
Semakin
bertambahnya jumlah penduduk tentu akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang
tersedia. Tapi jika lapangan pekerjaan
yang tersedia tidak cukup menampung jumlah tenaga kerja yang ada maka akan
berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Ledakan penduduk adalah masalah
yang harus segera ditangani dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait karena
apabila permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan dampak-dampak yang
telah dijelaskan.
Selain dampak negatif di atas
pertumbuhan penduduk yang tinggi bisa di manfaatkan untuk membangun Negara,
karena pada dasarnya segala bentuk organisasi membutuhkan kuantitas untuk
membuat suatu perubahan, lebih-lebih dalam ketatanegaraan. Yang terpenting saat
ini adalah bagaimana menyeimbangkan antara kuantitas dan kualitas untuk selalu
dalam satu tatanan dan terformat dengan baik, sehingga dengan demikian segala
macam konflik yang terjadi yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk akan bisa
di hentikan atau paling tidak bisa di minimalisir.
Karena dipengaruhi oleh lonjakan
penduduk yang sangat tinggi atau baby booming mempengaruhi perkembangan sosial
dapat meliputi segala aspek masyarakat, seperti
: perkembangan dalam cara berpikir dan interaksi sesama warga yang sebelumnya
masih irrasional menjadi semakin rasional, perkembangan dalam sikap dan orientasi kehidupan ekonomi
yang sebelumnya hemat menjadi makin komersial, perkembangan tata cara kerja
sehari-hari yang makin ditandai dengan pembagian kerja pada spesialisasi
kegiatan yang makin tajam, perkembangan dalam kelembagaan dan kepemimpinan masyarakat yang makin
demokratis, perkembangan dalam tata cara dan alat-alat kegiatan yang makin
modern dan efisien.
2.2.
Solusi
dalam Menghadapi Ledakan Penduduk
Adapun solusi yang
dapat menyelesaikan permasalahan ledakan penduduk yaitu:
1. Melakukan program transmigrasi.
2. Menggalakkan program keluarga
berencana.
3. Mengoptimalkan lahan dengan
menggunakan teknologi.
4. Pemerataan pembangunan
5. Memperluas lapangan kerja melalui
industrialisasi.
6. Meningkatkan produksi pangan sesuai
kebutuhan penduduk.
7. Menambah sarana pendidikan dan
perumahan sederhana.
3.
Masalah
social
Jumlah
penduduk Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia.
Tingkat
pertumbuhan penduduknya juga tinggi. Sebenarnya jumlah penduduk
yang
besar bukanlah suatu masalah, sebab apabila semua penduduknya memiliki
kualitas
SDM yang baik maka justru akan memberikan kontribusi kepada negara.
Masalah
kependudukan di Indonesia adalah sebagai berikut:
3.1.
Masalah
Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
3.1.1.
Jumlah
Penduduk Besar
Penduduk
dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan
pembangunan
karena menjadi subjek dan objek pembangunan.
Manfaat jumlah penduduk yang
besar:
1)
Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
2)
Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh,
ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor
4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
1) Pemerintah harus dapat
menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan
kemampuan
pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga
berakibat
seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan,
timbulnya pemukiman kumuh.
2)
Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan
serta
fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah
ini
cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta
sektor
swasta untuk mengatasi masalah ini.
3.1.2.
Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional
pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan
menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun,
tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun1980 – 1990 sebesar 1,98%
pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun.
Keluarga berencana merupakan
suatu usaha untuk membatasi jumlah anakdalam keluarga, demi kesejahteraan
keluarga. Dalam program ini setiap keluargadianjurkan mempunyai dua atau tiga
anak saja atau merupakan keluargakecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil
diharapkan semua kebutuhan hidupanggota keluarga dapat terpenuhi sehingga
terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua
tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
a.
Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan
peningkatan produksi.
b.
Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
3.1.3.
Persebaran
Penduduk Tidak Merata
Persebaran
penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau,provinsi,
kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan.Pulau Jawa dan Madura yang
luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang
60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura
tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer
persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo
meter persegi
Akibat dari tidak meratanya
penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawasemakin sempit. Lahan bagi petani
sebagian dijadikan permukiman dan industri.Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa
belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia.
Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan
pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam
melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatanpertahanan keamanan negara.
Faktor-faktor yang menyebabkan
tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena pulau Jawa:
•
Sebagai pusat pemerintahan.
•
Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
•
Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan
kerja.
•
Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
•
Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancer
Persebaran penduduk antara kota
dan desa juga mengalami ketidakseimbangan.Perpindahan penduduk dari desa ke
kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi
yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas
wilayahnya terbatas.
Pemusatan penduduk di kota-kota
besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat
menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti:
•
Munculnya permukiman liar.
•
Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh
masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
•
Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
•
Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran, dan lain-lain.
Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar
maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.
Upaya-upaya tersebut adalah:
•
Pemerataan pembangunan.
•
Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah
pedesaan.
•
Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
Selain di Jawa ketimpangan
persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan. Luas wilayah Irian
Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari
seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas
Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.
Untuk mengatasi persebaran
penduduk yang tidak merata dilaksanakanprogram transmigarasi. Tujuan pelaksanaan
transmigrasi yaitu:
-
Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
-
Peningkatan taraf hidup transmigran.
-
Pengolahan sumber daya alam.
-
Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
-
Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
-
Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
-
Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.
Persebaran yang tidak merata
berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi
exploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan
alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk
dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman. Dampak buruk dari berkurangnya luas
hutan adalah:
·
terjadi
banjir karena peresapan airhujan oleh hutan berkurang.
·
terjadi
kekeringan.
·
tanah
sekitar hutan menjadi tandus karena erosi.
3.2.
Masalah
Penduduk yang Bersifat Kualitatif
3.2.1.
Tingkat
Kesehatan Penduduk yang rendah
Meskipun
telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih
tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah
dengan melihat:
1)
Angka Kematian
2)
Angka Harapan Hidup
Angka kematian yang tinggi
menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang
tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan
penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan
penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi.
Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang
memenuhi standar kesehatan.
3.2.2.
Tingkat
Pendidikan yang Rendah
Tingkat
pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk
suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang
tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi.
Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi
(sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang
yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan
diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan
dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah membawa dampak positif
yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.
3.2.3.
Tingkat
Kemakmuran yang Rendah
Meskipun
tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yanghidup di bawah
garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta pendudukIndonesia hidup di
bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran
berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk,
semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber
daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal
sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia
yang hidup miskin?
4.
Pengertian
Kebudayaan
Menurut
Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari
bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti
“budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya
budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari
cipta, karsa dan rasa itu.
Koentjaraningrat
juga menerangkan bahwa pada dasarnya banyak sarjana yang membedakan antara
budaya dan kebudayaan, dimana budaya merupakan perkembangan majemuk budi daya,
yang berati daya dari budi. Namun, pada kajian Antropologi, budaya dianggap
merupakan singkatan dari kebudayaan, tidak ada perbedaan dari definsi.
Jadi, kebudayaan atau disingkat
“budaya”, menurut Koentjaraningrat merupakan “keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar.”
Lalu, dilain pihak Clifford
Geertz mengatakan bahwa kebudayaan merupakan sistem mengenai konsepsi-konsepsi
yang diwariskan dalam bentuk simbolik, yang dengan cara ini manusia dapat
berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya
terhadap kehidupan. (Abdullah, 2006:1)
Lebih sepesifik lagi, E. B
Taylor, dalam bukunya “Primitive Cultures”, mengartikan kebudayaan sebagai
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.” (Setiadi,
2007:27)
Dari
berbagai definisi diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa kebudayaan atau
budaya merupakan sebuah sistem, dimana sistem itu terbentuk dari perilaku, baik
itu perilaku badan maupun pikiran. Dan hal ini berkaitan erat dengan adanya
gerak dari masyarakat, dimana pergerakan yang dinamis dan dalam kurun waktu
tertentu akan menghasilkan sebuah tatanan ataupun sistem tersendiri dalam
kumpulan masyarakat.
5.
Perkembangan
Budaya Indonesia
Perkembangan
budaya indonesia saat ini sudah mulai terkikis perlahan-perlahan seiring dengan
perkembangan zaman yang lebih maju dan modern, saat ini banyak masyarakat
secara perlahan meninggalkan budaya local atau tradisional dan lebih memilih
budaya yang lebih modern. Ini terjadi karena adanya proses perubahan social
seperti Akultursi dan Asimilasi.
Akulturasi adalan proses masuknya
kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat diterima dan diolah dengan
kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kebudayaan yang ada.
Asimilasi adalah proses masuknya
kebudayaan baru yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga
sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan itu masing-masing berubah menjadi
unsur-unsur kebudayaan campuran.
Sebagai contoh adalah batik hasil
dari budaya indonesia, batik tersebut belakangan ini termasuk bahan-bahan yang
diminati oleh masyarakat luar. Muncul trend ini dikarenakan batik telah
diresmikan bahwa batik tersebut telah ditetapkan oleh UNESCO pada hari jumat
tanggal 02 oktober 2009 sebagai warisan budaya indonesia, dan hari itulah
ditetapkannya sebagai hari batik nasional.
Akan tetapi seperti yang kita
ketahui, perkembangan budaya indonesia salalu saja naik dan turun. Pada
awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang
kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk
indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun
dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya
Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin
berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia.
Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini
telah berkembang menjadi masyarakat modern.. namun akhir-akhir ini indonesia
semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat
luar lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan masyarakat indonesia.
Ada sejumlah kekuatan yang
mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara
kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan
dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi
dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar
masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya
(culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta
perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan
sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .
Didalam budaya seni, indonesia
mempunyai kemajuan. khususnya Tarian tradisional telah mengalami kemajuan yang
cukup baik dan telah meranjak ke internasional. Akan tetapi ada beberapa bagian
dari budaya indonesia yang di klaim oleh negara lain. Berikut, data dari budaya
yang di klaim oleh negara lain:
1.
batik dari jawa oleh Adidas
2.
Naskah kuno dari riau oleh pemerintah malaysia
3.
Naskah kuno dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia
4.
Naskah kuno dari sulawesi selatan oleh pemerintah malaysia
5.
Naskah kuno dari sulawesi tenggara oleh pemerintah malaysia
6.
rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
7.
Sambal bajak dari jawa tengah oleh oknum WN belanda
8.
Sambal petai dari riau oleh oknum WN belanda
9.
tempe dari jawa oleh beberapa perusahaan asing
10.
lagu rasa sayange dari maluku oleh pemerintah malaysia
11.
Tari reog ponorogo dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
12.
Lagu soleram dari riau oleh pemerintah malaysia
13.
Lagu injit-injit semut dari jambi oleh pemerintah malaysia
14.
Alat musik gamelan dari jawa oleh pemerintah malaysia
15.
Tari kuda lumping dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
16.
tari piring dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia
17.
Lagu kakak tua dari maluku oleh pemerintah malaysia
18.
Lagu anak kambing saya dari nusa tenggara oleh pemerintah malaysia
19.
Kursi taman dengan ornamen ukir khas jepara jawa tengah oleh oknum WN perancis
20.
Pigura dengan ornamen ukir khas jepara dari jawa tengan oleh oknum WN inggris
21.
Motif batik perang dari yogyakarta oleh pemerintah malaysia
22.
Desain kerajinan perak desak suwarti dari bali oleh oknum WN amerika
23.
Produk berbahan rempah-rempah dan tanaman obat asli indonesia oleh shiseido Co.
Ltd
24.
Badik tumbuk lada oleh pemerintah malaysia
25.
kopi gayo dari aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) belanda
26.
kopi toraja dari sulawesi selatan oleh perusahaan jepang
27.
Musik indang sungai garinggiang dari sumatera barat oleh malaysia
28.
Kain ulos oleh malaysia
29.
alat musik angklung oleh pemerintah malaysia
30.Lagu
jali-jali oleh pemerintah malaysia
31.
tari pendet dari bali oleh pemerintah malaysia
Dari
data tersebut, bisa dibuktikan bahwa masyarakat indonesia sendiri kurang
memperhatikan bagian dari budaya indonesia. dan diharapkan untuk masyarakat
indonesia lebih memperhatikan bagian dari peninggalan budaya indonesia. dan
sekarang akan diupayakan oleh pemerintah agar mendidik anak-anak muda untuk
perduli terhadap hal tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap akan
pentingnya pengetahuan budaya Indonesia.
6.
Masuknya
Budaya Asing
Budaya
asing saat ini banyak mewarnai budaya Indonesia, masuknya budaya asing dinilai
sebagai salah satu penyebabnya. Contoh masuknya budaya asing terjadi pada:
6.1.
Cara
Berpakaian
Sekarang
ini masyarakat Indonesia lebih menyukai berpakaian yang lebih terbuka seperti
bangsa barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa
Indonesia yang dianggap berpakaian lebih sopan dan tertutup.
6.2.
Alat
Musik
Perkembangan
alat musik saat ini juga dibanjiri dengan masuknya budaya asing, kita dapat
mengambil contoh dari kebudayaan asli betawi di Jakarta, pada saat ini sudah
tidak ada lagi terdengar alat musik Tanjidor musik khas dari tanah Betawi, saat
ini yang sering kita dengar adalah alat-alat musik modern yang biasanya
menggunakan tenaga listrik.
6.3.
Permainan
Tradisional
Bahkan
masuknya budaya asing juga mempengaruhi permainan tradisional, seperti
permainan gangsing atau mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, pada saat ini
sudah jarang kita temukan, yang saat ini kita temukan adalah produk-produk
permainan yang berasal dari Cina, seperti mainan mobil remote control yang
berbahan baku besi atau plastic.
Serta
berbagai macam yang lainnya seperti tarian, rumah adat, makanan, adat-istiadat
dan kesenian atau hiburan telah didominasi budaya asing.
7.
Dampaknya
BAGI MASYARAKAT INDONESIA
Masuknya
budaya asing di Indonesia juga berdampak pada masyarakat. Berikut dampaknya
bagi masyarakat Indonesia:
7.1.
Pengaruh
Positif dapat berupa :
1.Peningkatan dalam
bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
2.Terjadinya pergeseran struktur
kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
3.Mempercepat terwujudnya
pemerintahan yang demokratis dan masyarakat madani dalam skala global.
4.Tidak mengurangi ruang gerak
pemerintah dalam kebijakan ekonomi guna mendukung pertumbuhan ekonomi jangka
panjang.
5.Tidak berseberangan dengan
desentralisasi.
6.Bukan penyebab krisis ekonomi.
7.2.
Pengaruh
Negatif berupa :
1.
Menimbulkan
perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif
komersial. Masyarakat akan minder apabila tidak menggunakan pakaian yang
bermerk (merk terkenal).
2.
Terjadinya
kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan yang kontradiktif.
Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang sakral
dan penting (romantisme tradisi). Dan kelompok ke dua, yang melihat tradisi
sebagai produk masa lalu yang hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk
dikenang (dekonstruksi tradisi/disconecting of culture).
3.
Sebagai
sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi tidak hanya memperlemah
posisi negara melainka juga akan mengakibatkan kompetisi yang saling
menghancurkan.
4.
Sebagai
pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengurangan biaya per
unit produksi, maka output mengalami peningkatan drastis sedangkan jumlah
pekerjaan berkurang secara tajam.
5.
Sebagai
imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta budaya barat, serta
kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional.
6.
Globalisasi
merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-nasionalis dan
fundamentalis.. Proses globalisasi yang ganas telah melahirkan sedikit pemenang
dan banyak pecundang, baik pada level individu, perusahaan maupun negara.
Negara-negara yang harga dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa
maka proses globalisasi yang merugikan ini merupakan atmosfer yang subur bagi
tumbuhnya gerakan-gerakan populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
7.
Malu
menggunakan budaya asli Indonesia karena telah maraknya budaya asing yang
berada di wilayah Indonesia.
http://handikap60.blogspot.com/2012/12/masalah-kependudukan-di-indonesia.html
http://www.scribd.com/doc/9227624/Perkembangan-Sosial-Dan-Kebudayaan-Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_penduduk
buku IPS 2 terpadu untuk kelas
XII SMA, penerbit Erlangga 2002
Abdullah, Prof. Dr Irwan. 2006.
Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu
Antropologi. Jakarta : Radar Jaya Offset.
Setiadi, Elly M, dkk. 2006. Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar. Jakarta : Kencana.
http://indonesiakaya.com/search/result/budaya/?
0 komentar:
Posting Komentar