TUGAS KONSERVASI
KONSERVASI KOTA TUA
KONSERVASI KOTA TUA
DI SUSUN OLEH :
AHMAD
SOFWAN 20313466
PROGRAM STUDI TEKNIK
ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Pengertian
Konservasi Arsitektur
Konservasi adalah upaya yang
dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi alam. Konservasi adalah
pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa
Inggris, (Inggris) Conservation
yang artinya pelestarian atau perlindungan.1
Konservasi adalah sebagai konsep
proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang terkandung terpelihara
dengan baik. Meliputi
seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai kondisi dan situasi lokal.
1.2.
Sasaran
Konservasi :
1. Mengembalikan wajah dari obyek pelestarian
1. Mengembalikan wajah dari obyek pelestarian
2. Memanfaatkan
obyek pelestarian untuk menunjang kehidupan masa kini
3. Mengarahkan
perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan perencanaan masa lalu,
tercermin dalam obyek pelestarian
4. Menampilkan
sejarah pertumbuhan lingkungan kota, dalam wujud fisik tiga dimensi.
1.3.
Ruang
Lingkup Konservasi :
Kategori obyek konservasi :
- . Lingkungan Alami (Natural Area)
- Kota dan Desa (Town and Village)
- Garis Cakrawala dan Koridor pandang (Skylines and View Corridor)
- Kawasan (Districts)
- Wajah Jalan (Street-scapes)
- Bangunan (Buildings)
- Benda dan Penggalan (Object and Fragments)
1.4.
Manfaat
Konservasi :
- Memperkaya pengalaman visual
- Memberi suasana permanen yang menyegarkan
- Memberi kemanan psikologis
- Mewariskan arsitektur
- Asset komersial dalam kegiatan wisata internasional
1.5.
Peran
Arsitek Dalam Konservasi :
1. Internal
1. Internal
Meningkatkan kesadaran di kalangan
arsitek untuk mencintai dan mau memelihara warisan budaya berupa kawasan dan
bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi.
Meningkatkan kemampuan serta
penguasaan teknis terhadap jenis-jenis tindakan pemugaran kawasan atau bangunan,
terutama teknik adaptive reuse
Melakukan penelitian serta dokumentasi atas kawasan
atau bangunan yang perlu dilestarikan.
2. Eksternal
:
Memberi masukan kepada Pemda
mengenai kawasan-kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan dari segi
arsitektur.
Membantu Pemda dalam menyusun
Rencana Tata Ruang untuk keperluan pengembangan kawasan yang dilindungi (Urban
Design Guidelines)
Membantu Pemda dalam menentukan
fungsi atau penggunaan baru bangunan-bangunan bersejarah atau bernilai
arsitektural tinggi yang fungsinya sudah tidak sesuai lagi (misalnya bekas
pabrik atau gudang) serta mengusulkan bentuk konservasi arsitekturalnya.
Memberikan contoh-contoh
keberhasilan proyek pemugaran yang dapat menumbuhkan keyakinan pengembang bahwa
dengan mempertahankan identitas kawasan/bangunan bersejarah, pengembangan akan
lebih memberikan daya tarik yang pada gilirannya akan lebih mendatangkan
keuntungan finansial.
1.6.
Pengertian Preservasi
Preservasi adalah tindakan atau
proses penerapan langkah-langkah dalam mendukung keberadaan bentuk asli,
keutuhan material bangunan/struktur, serta bentuk tanaman yang ada dalam tapak.
Tindakan ini dapat disertai dengan menambahkan penguat-penguat pada struktur,
disamping pemeliharaan material bangunan bersejarah tersebut.
Tujuan mempreservasi adalah untuk
menjadikan suatu objek, biasanya yang mempunyai nilai historik yang tinggi,
agar tetap seperti adanya dengan maksud untuk dijadikan sebagai pelajaran,
acuan, maupun bahan kajian yang bernilai hisorik.
IRPS (Indonesian Railway
Preservasion Society) dibentuk dengan maksud untuk membantu operator Kereta Api
di Indonesia, dalam hal ini PT KA, untuk bekerja sama mempreservasi aset-aset
PT KA, yang bernilai sejarah. IRPS sendiri dibentuk oleh orang-orang yang
sangat mencintai kereta api (railfans), khususnya para pecinta kereta api yang
juga menghargai kereta api sebagai suatu sejarah yang unik. IRPS mendorong
secara aktif PT KA, bersama dengan masyarakat pecinta kereta api untuk,
mepreservasi aset-aset PT KA, baik berupa Kereta, Lokomotif, Bangunan, maupun
situs-situs bersejarah yang berhubungan dengan perkeretaapian di Indonesia.
1.7.
Renovasi
renovasi adalah
pembangunan ulang atau perbaikan, biasanya sebuah situs yang memiliki makna
histori
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Konservasi
Stasiun Jakarta Kota
Gambar 1. Stasiun Jakarta Kota
Sumber : Data Pribadi (2017)
2.1.3.
Biodata Bangunan :
-
Nama
Bangunan : Stasiun Jakarta Kota
-
Tahun
Pembangunan : 1926 - 1929
-
Arsitek : Frans Johan Louwrens
Ghijsels
-
Fungsi
Awal : Stasiun Kereta
-
Fungsi
Sekarang : Stasiun Kereta
-
Langgam : Art Deco
-
Klasifikasi
Bangunan : Membentuk Kawasan Sejarah
-
Kondisi
Bangunan : Baik
Stasiun kereta api
adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa
transportasi kereta api. Selain stasiun, pada masa lalu dikenal juga dengan
halte kereta api yang memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun kereta api. Stasiun Jakarta Kota (JAKK), adalah stasiun kereta api terbesar di
Indonesia yang terletak di Kelurahan Pinangsia, kawasan Kota Tua, Jakarta,
Indonesia. Stasiun ini adalah satu dari sedikit stasiun di Indonesia yang
bertipe terminus (perjalanan awal/akhir), yang tidak memiliki jalur lanjutan
lagi.
Stasiun Jakarta Kota atau yang
dulunya lebih dikenal dengan nama Batavia Zuid atau Stasiun Beos, awalnya
dibangun sekitar tahun 1870, kemudian ditutup pada tahun 1926 untuk renovasi
menjadi bangunan yang kini ada. Selama stasiun ini dibangun, kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord. Sekitar
200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang
sekarang. Pembangunannya dipimpin oleh seorang arsitek Belanda kelahiran
Tulungagung 8 September 1882 yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels dan selesai pada
19 Agustus 1929 kemudian diresmikan dan digunakan untuk pertama kalinya pada 8
Oktober 1929 oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa di
Hindia Belanda pada 1926-1931.
Pada masa lalu, karena terkenalnya
stasiun ini, nama itu (Beos) dijadikan sebuah acara oleh stasiun televisi
swasta. Namun sayangnya hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos
yang ternyata memiliki banyak versi tersebut. Yang pertama, Beos merupakan
kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan
Kereta Api Batavia Timur), sebuah perusahaan swasta yang menghubungkan Batavia
dengan Kedunggedeh. Versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken,
yang artinya Batavia dan Sekitarnya, dimana berasal dari fungsi stasiun sebagai
pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain
seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung),
Karavam (Karawang), dan lain-lain.
Stasiun Kereta Api Jakarta Kota
(Beos) adalah stasiun kereta api berusia tua yang berada dalam kawasan di Kota
Tua Jakarta. Stasiun tua yang bersejarah ini sudah ditetapkan sebagai cagar
budaya melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 475 tahun
1993. Mungkin hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos, dan menurut
artikel dalam wikipedia ada beberapa versi dalam mengartikan nama Beos, yakni
sebagai berikut :
a.
Beos kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij
(Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), sebuah perusahaan swasta yang
menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh.
b. Beos berasal dari kata Batavia
En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya, dimana berasal dari fungsi
stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan kota Batavia
dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java
(Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.
c.
Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Nama ini muncul
karena pada akhir abad ke-19, Batavia sudah memiliki lebih dari dua stasiun
kereta api. Satunya adalah Batavia Noord (Batavia Utara) yang terletak di
sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang. Batavia Noord pada awalnya
merupakan milik perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg, dan
merupakan terminus untuk jalur Batavia-Buitenzorg. Pada tahun 1913 jalur
Batavia-Buitenzorg ini dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola
oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok
belum termasuk gemeente Batavia. Stasiun Kota (1929).
Batavia
Zuid, awalnya dibangun sekitar tahun 1870, kemudian ditutup pada tahun 1926
untuk renovasi menjadi bangunan yang kini ada. Selama stasiun ini dibangun,
kereta api-kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord. Sekitar 200 m dari
stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang.
Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8
Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan
penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang
berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.
Di
balik kemegahan stasiun ini, tersebutlah nama seorang arsitek Belanda kelahiran
Tulungagung 8 September 1882 yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels, lelaki yang
menamatkan pendidikan arsitekturnya di Delft dan mendirikan biro arsitektur
Algemeen Ingenieur Architectenbureau (AIA). Stasiun Beos merupakan karya besar
Ghijsels, yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan
teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan
balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana meski
bercita rasa tinggi. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah
jalan terpendek menuju kecantikan.
Kriteria pemilihan bangunan konservasi berdasarkan kriteria Benda
Cagar Budaya UU No. 11 Tahun 2012, yakni :
a. Berusia 50 tahun / lebih
b. Mewakili masa gaya paling
singkat berusia 50 tahun
c. Memiliki arti khusus bagi
sejarah, ilmu pengetahun, pendidikan, agama dan atau kebudayaan
d. Memiliki nilai budaya bagi
penguatan kepribadian bangsa
1. Pembahasan
a. Analisis
Stasiun Jakarta Kota
Sumber : Data Pribadi (2017)
Stasiun tua yang
bersejarah ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 475 tahun 1993 dan sudah berumur 142 tahun.
Walau masih berfungsi, di sana-sini masih terlihat sudut-sudut yang kurang
terawat. Keberadaannya pun mulai terusik dengan adanya kabar mau dibangun mal
di atas bangunan stasiun.
Sumber : Data Pribadi (2017)
Sumber : Data Pribadi (2017)
Beberapa tahun lalu rel
kereta api di Stasiun Jakarta Kota ini kebersihannya yang kurang terawat,
seperti sampah yang bereserakan di rel-rel kereta. Tetapi sekarang pihak KAI
sudah melakukan upaya peningkatan pembersihan pada rel kereta api tersebut,
sehingga rel kereta api di sekitaran stasiun ini sudah cukup bersih.
Selain itu, banyak juga
orang yang tinggal di samping kiri kanan rel di dekat stasiun yang sangat
mengurangi nilai estetika stasiun kebanggaan ini.
b. Karakter
Bangunan
Stasiun Beos/ Stasiun Kota
merupakan karya besar Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen
yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan
bentuk-bentuk tradisional setempat.
Gambar 5. Konsep Art Deco Pada Atap
Stasiun
Sumber : Data Pribadi (2017)
Dengan balutan art deco yang kental yang
keindahannya dapat dilihat dari bentuk atap dan bentuk pilar – pilar pintu
utama pada sisi kiri, kanan, dan depan bangunan, rancangan Ghijsels ini
terkesan sederhana namun mengandung unsur seni yang tinggi. Sesuai dengan
filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju kecantikan.
Gambar 6. Kondisi Bangunan Pada Pintu
Selatan Stasiun
Sumber : Data Pribadi (2017)
Kondisi bangunannya yang kurang terawat
dengan baik sehingga hanya terlihat sebagai bangunan tua yang masih layak
pakai. Seiring dengan perkembangan zaman, bangunan Stasiun Jakarta Kota ini
sendiri semakin terusik/ tertutupi dengan kepadatan bangunan di kota Jakarta sebagai
dampak dari lajunya pertumbuhan kota yang kurang terkendali. Sedangkan jika
ditelusuri lebih jauh, bangunan Stasiun Kota ini sendiri sebenarnya sudah
ditetapkan dalam peraturan pemerintah DKI Jakarta sebagai bangunan cagar budaya
yang umumnya bisa digunakan untuk menarik kunjungan wisata baik dari dalam
maupun luar negeri untuk menyimak kembali bagaimana perjalanan perkembangan
kota Jakarta sejak zaman colonial hingga sekarang ini.
Gambar 7. Tempo Dulu Stasiun Jakarta
Kota (1929)
Sumber :
http://f-pelamonia.blogspot.co.id
Gambar 8. Denah Stasiun Jakarta Kota
Sumber :
http://f-pelamonia.blogspot.co.id
1) Bangunan
tunggal yang memiliki pola asimetris baik pada bentuk dasar denah maupun fasade
bangunan.
2) Menggunakan
atap lengkung sebagai cirri khas dari bentuk Art Deco.
3)
Fasade mempunyai bentuk
yang simetris dan dibangun dengan gaya arsitektur art deco yang terlihat pada
pilar-pilar atap pintu utama, pintu utara dan pintu selatan.
Sumber : Data Pribadi (2017)
d. Konsep
Perancangan Konservasi
Gambar 10. Eksterior Stasiun Jakarta Kota
Sumber Data Pribadi (2017)
·
Menggunakan karakter kota
tua / kota lama sebagai daya tarik untuk memberikan nilai tambah pada bangunan
Stasiun Jakarta Kota.
·
Mempermudah pencapaian ke
dalam kawasan, menata sirkulasi kendaraan, dan pejalan kaki di dalam kawasan,
serta menyediakan sarana parkir yang mampu memenuhi kebutuhan aktivitas
pengunjung pada kawasan di sekitar bangunan Stasiun Jakarta Kota.
·
Menata kembali system
peragangan kaki lima yang berada di sekitar bangunan agar terlihat lebih rapi
dan bersih.
·
Pengadaan kembali kawasan –
kawasan hijau di sekitar lokasi seperti taman dan sejenisnya sebagai sarana
penunjang dan nilai tambah dari bangunan.
·
Pengolahan fasad yang lebih
menarik dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya, penertiban bagian - bagian
fasilitas bangunan yang mencederai fasad bangunan sebagai bagian dari usaha
mempertahankan jejak sejarah di kawasan Stasiun Jakarta Kota dan sekitarnya.
·
Penataan kebersihan dan
keamanan di sekitar bangunan juga sangat dibutuhkan untuk memperlihatkan nilai
sejarah dari sisi eksterior bagunan.
Gambar
11. Interior Stasiun Jakarta Kota
Sumber Data Pribadi (2017)
·
Penertiban kegiatan
penjualan di dalam Stasiun sangat dibutuhkan guna menjaga kebersihan dan
kenyamanan penggunan stasiun.
·
Pengaturan tata tertib di
dalam stasiun juga sangat dianjurkan untuk menjaga ketertiban pengguna KRL
sekaligus menciptakan pemandangan yang suasan yang nyaman di dalam stasiun.
·
Khusus untuk bagian -
bagian stasiun yang telah termakan usia atau yang tidak terurus, dianjurkan
untuk melakukan perbaikan dan penataan kembali agar tidak menimbulkan
pemandangan atau suasana yang mengganggu.
·
Pengadaan fasilitas –
fasilitas seperti tempat duduk sangat dianjurkan untuk memberikan tempat
istirahat sementara bagi para pengguna KRL yang menunggu kedatangan/
keberangkatan KRL.
·
Penyediaan fasilitas
penyebrangan antar rel/ tempat pemberhentian kereta juga sangat perlu. Selain
untuk mengurangi waktu dan jarak tempuh yang jauh karena harus kembali melalui
jalur yang melalui dalam stasiun, juga mencegah terjadinya kecelakaan kereta
yang disebabkan oleh aksi nekat para pengguna KRL yang menyebrang melalui jalur
kereta.
BAB III
KESIMPULAN
3.1.
Kesimpulan
Upaya konservasi Stasiun Jakarta
Kota merupakan hal yang harus dilakukan mengingat bangunan ini merupakan
bangunan landmark dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Bangunan stasiun
harus mampu terintegrasi dengan perkembangan penumpang, juga mampu
mengakomodasi kebutuhan penumpang dengan baik, serta mampu tampil representatif
sebagai gerbang menuju Kawasan Kota Tua yang saat ini sedang direvitalisasi
oleh pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar